Jumat, 06 Februari 2015

Menyatukan Pikiran dan Perasaan





Hukum syara’ dasar pikiran dan perasaan 
     Jangan gunakan perasaan! Begitulah ungkapan yang sering kita dengar ketika seseorang mengungkapkan rasa kesal,jengkel bahkan benci. Dengan pernytaan seperti itu tidak dibenarkan seseorang menggunakan perasaanya. Ini bisa saja benar bisa juga salah. Benar, bila yang dimaksud menggunakan perasaan sebagai tolak ukur penilaian baik – buruk dan dikatakan salah jika yang dimaksud tidak boleh memiliki perasaan. Sebaliknya perasaan manusia tidak dapat digunakan untuk menilai baik buruknya sesuatu. Betapa tidak, jika dijadikan tolak ukur maka akan sangat ditentukan oleh rasa suka atau tidak suka, padahal seringkali manusia menyukai sesuatu yang salah dan membenci yang benar, menyukai jalan keneraka dan membenci jalan ke syurga.
         Konsekuensi bila perasaan dijadikan tolok ukur adalah yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Dititik inilah kita menyatakan “jangan gunakan perasaan”
Disisi lain didalam realitas kehidupan selalu saja manusia terkait dengan perasaan. Contohnya ketika mendapat nilai yang bagus ,tentu saja ada perasaaan gembira dihati, begitu pula ketika mendapatakan uang, acara pengajian berhasil, bertemu dengan keluarga, berkumpul dengan orang- orang shalih dll. Begitu pula kita juga merasa sedih ketika kehilangan uang, ditinggal mati oleh saudara tercinta, kondisi umat islam yang semakin dipojok kan bahkan ketika janji diingkari. Saya yakin anda juga pernah marah. Itulah realitas perasaan yang sering dihadapi oleh manusia.
         Menyatukan pikiran dan perasaan dilakukan dalam setiap perbuatan, kita harus berfikir dan yakin Qadla baik dan buruknya berasal dari allah. Karena siapapun harus ridha akan qadla baik maupun buruk. Menyatukan pikiran dan perasaan atas dasar islam dilakukan dimanapun. Katakana saja, islam mengajarkan bahwa manusia kebanyakan dzalim terhadap diri sendiri, sekaligus diperintahkan untuk saling menasehati. Mukmin yang memahami akan hal ini akan memiliki perasaan senang,dan bahkan siapapun yang akan menasehtinya ia akan menerima dengan senang hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar